Cerpen : Satu Hari Dalam Setahun 6

Catatan Putri

Kenangan 17 JULI 2003


Kenangan yang selalu aku ingat. Aku dan bian waktu itu sedang berada di kota Istanbul, negara Turki. Bian lah yang membawaku sampai ke negara tersebut. Kata bian, Turki merupakan negara yang sudah lama ingin dikunjunginya. Aku tidak tau pasti alasannya. Tapi katanya, negara turki memiliki catatan sejarah yang begitu panjang untuk mencapai kemajuannya seperti sekarang. 

Siapapun yang membaca sejarahnya, pasti ingin berkunjung ke negara tersebut. Turki terletak di dalam dua benua, yaitu benua eropa dan asia. Sehingga perbatasan kedua benua tersebut berada di negara Turki. Bian pernah memintaku untuk membaca sejarah negara turki. Tapi sampai sekarang aku belum juga membacanya. Semoga bisa segera memenuhi keinginan kekasihku yang satu ini.

Perjalanan kami ke kota Istanbul sekaligus merayakan momen kelulusan kuliah kami di bulan sebelumnya. Aku dan Bian lulus kuliah pada tanggal 28 juni 2003. Sebuah perayaan yang sempurna ketika Bian mengajakku jalan-jalan ke tempat yang sudah lama ingin dikunjunginya. Keinginan bian juga menjadi keinginanku. Sehingga ketika aku dan bian berada di sana, kami berdua seperti menunaikan mimpi bersama.

Di sana susananya indah sekali. Kami mengunjungi banyak tempat wisata di kota Istanbul. Sepanjang perjalanan Bian menggengam tanganku.  Dia sangat percaya diri menurutku. Aku tidak habis pikir, di tengah perjalanan Bian sempat berkata "Tetap genggam tanganku sayang. Percaya atau tidak, kita sekarang menjadi pasangan paling romantis di negara ini, heheh" aku hanya bisa tersenyum, kemudian menuruti perkataanya.

Bian melanjutkan "Kamu tidak perlu berkomentar apa-apa, kamu cukup tersenyum saja. Biar aku tambah semangat jalan-jalannya" Aku hanya bisa mengeleng-gelengkan kepala, tidak habis pikir dengan semua perbuatannya yang kerap kali membuat kami merasa senang.

Disana, banyak tempat istimewa yang kami kunjungi. Salah satunya Restoran Czn Burak, salah satu tempat makan ternama di kota Istanbul. Di sana, kami mencoba masakan koki terbaiknya yang dibilang sudah mendunia.

Tak lupa juga aku dan bian mengunjungi bukit Camlica. Dari sana, panorama kota Istanbul terlihat dengan jelas. Bangunan-bangunan cantik tersusun rapi menyebar ke seluruh kota. Sebenarnya masih banyak tempat yang sudah kami kunjungi, Kapan-kapan aku ceritakan lagi. Atau kalian bisa mengunjunginya sendiri hehehe.

Pada malamnya, aku sangat ingat itu, jam 22:00 aku dan Bian berada di depan musium Topkapi. Karena sudah malam, suasana di sana sudah sepi. Tempat di sekitar musium dihiasi lampu-lampu berwarna kuning. Musium Topkapi menjadi tempat terakhir yang kami kunjungi di hari itu.

"Kamu senang gak hari ini?" Tanya bian.

"Senang sekaliiii, makasih" ucapku dengan wajah senang.

Aku dan bian berdiri cukup lama di depan musium itu, dengan keadaan saling berhadapan. Malam yang sangat indah. Cuaca terasa hangat, sehangat senyuman kami berdua. Bian menatap mataku dalam-dalam. Tangan kami masih saling mengenggam erat, seperti tidak ingin lepas.

"Kamu ingat gak, satu tahun yang lalu kamu pernah bertanya padaku. Katamu, kapan aku akan memberikan ciuman pertamaku. Meskipun kamu mengatakannya dengan gaya bercanda waktu itu hehehe"

"Iya, aku ingat" jawabku, dengan jantung yang mulai berdebar.

"Aku jawab sekarang ya. Aku menunggu momen yang sangat tepat. Menurut kamu, sekarang momen yang tepat apa tidak?" tanya Bian dengan tatapannya yang semakin dalam. Aku hanya bisa diam dengan pertanyaan Bian yang satu ini, jantungku berdebar semakin kencang. 

Aku tidak bisa menjawab apa-apa, seperti ada yang mengunci perkataanku. Aku semakin erat menggengam tangam Bian, pertanda bahwa aku belum benar-benar siap. Aku menutup kedua bola mataku, berusaha tidak ingin tau dengan apa yang akan terjadi. Bian semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku.

***

Aku baru tau, Ternyata cinta itu lembut. Ia mampu menenangkan kembali hati yang berguncang dibuatnya. Bian benar-benar melakukannya, Itu akan menjadi kenangan indah yang tidak akan pernah kami lupakan. Di malam itu, tak ada yang bisa menjelaskan kebahagiaan kami. Aku dan Bian saling berpelukan erat. Bian memelukku dengan hangat. sehangat cinta, sehangat malam yang merindukan paginya. I love you Bian :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Nas dan Dzahir di Dalam Ilmu Ushul Fikih

Fajar Di Surau

Kriteria Sifat Adil Yang Harus Dimiliki Dua Saksi Dalam Akad Pernikahan