Cerpen : Ada Apa Di Malam Hari?
Pintu jendela masih tetap terbuka. Seperti menjadi satu-satunya lubang untuk bisa masuk menjelajahi keindahan malam. Angin di malam ini tidak berhembus kencang. dilihat dari pintu jendela yang semenjak tadi terbuka tidak bergerak sedikitpun. Angin di malam ini terasa lebih ramah. Mahluk malam menikmatinya layaknya belaian seorang ibu yang sedang menemani anak-anaknya yang merasa kesepian.
Suasana sepi di
malam hari mengisyaratkan ketentraman. Tak ada suara, terasa hening seperti
mengajak kita untuk melakukan renungan. suara jangkrik yang biasa bergurau di
hari-hari sebelumnya sekarang lebih memilih untuk diam. rasakanlahlah udara
dingin malam ini, kesejukannya seperti memberi pesan bahwa di dalam sepi akan
kau temukan ketenangan di dalam hati.
Ketenangan yang
akan membawa jiwamu pada lorong-lorong hampa. Di dalamnya kau bisa menyendiri
untuk sekedar melamun, merenung atau berteriak sesukamu. Di dalam lorong-lorong
hampa itu juga, akan kau temukan teman bercerita yang
memang menunggumu. kemudian membimbingmu. Yang akan menenangkanmu melalui kedekatan yang hakiki.
Temen bercerita
itu adalah dirimu yang dahulu. Masa lalumu. Sebelum kau turun ke dunia yang
fana ini. Katanya, Hanya orang-orang tertentu yang bisa menemukannya. Mereka
adalah orang-orang yang terlalu rindu akan tuhannya.
Bulan bentuknya
begitu sempurna. Melingkar di atas langit bernama purnama. Sinarnya membias
pada awan yang gelap. Terlihat menawan, sangat pantas untuk diberi hadiah
senyuman. Jika semua orang bangun dari tidurnya kemudian melihat keindahan malam
ini, mereka pasti akan kebingungan untuk menjawab pertanyaan “apa yang akan
kita lakukan untuk menikmati malam ini?”.
Ada berberapa
burung berwarna hitam yang terbang begitu gagah. Dengan bunyi yang menurut
sebagian orang cukup menakutkan. Dan ada sebagian lagi yang menggapnya sebagai
mahluk yang mempesona. jika kalian melihat burung-burung itu terbang melintasi
sinar rembulan, kalian akan merasa terbius dengan gerak sayapnya yang mampu
menerbangkan mimpi-mimpi di dalam angan.
Di tengah-tengah
jendela salah satu rumah itu, terlihat seorang pemuda sedang melamun menatap
bulan yang sedang memandangi dirinya. kedua matanya berkaca-kaca. terlihat
seperti sedang membendung sebuah rasa yang sulit untuk diceritakan.
Ingatannya kembali
terbenam pada cerita masa lalunya yang pernah terjadi beberapa tahun silam.
Tentang masa kecilnya. tentang percakapan bersama ibunya yang kini sudah tiada.
Atau mungkin masih ada, namun hanya bisa tersenyum di atas langit sana.
“apa itu cinta?
“anak laki-laki yang masih berumur 15 tahun itu bertanya.
“Cinta adalah anugerah tuhan yang sangat
indah. Ia tumbuh di hati. kelak kau akan merasakannya. Semoga Allah segera
menunjukkannya padamu. Ia datang tak terduga. Dan akan menjadi sempurna ketika
sudah kembali pada tuhannya ” jawab sang ibu.
Kenangan itu,
percakapan bersama ibunya beberapa tahun yang lalu sontak menyadarkan dirinya.
Tentang apa yang sedang dirasakannya. Laki-laki itu langsung bersujud di
belakang jendela itu. Air matanya tumpah, Tubuhnya bergetar. Ia menangis
sekeras-kerasnya.
“Ya allah, Apakah
ini yang dimaksud oleh
ibu. Ya allah, hamba
mencintaimu, hamba merindukanmu. Dengarkan doa hamba ya allah. Hamba lemah.
Hamba butuh engkau ya allah.”
Komentar
Posting Komentar