Bagaimana Cara Berjuang?


“Orang yang hidup di indonesia kemudian tidak melakukan perjuangan, maka dia telah berbuat maksiat ”. Tulisan dari dawuh Kh.Zaini Mun’im yang pernah saya baca beberapa minggu lalu di youtube Nurul Jadid waktu streaming acara harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid ke-72. Entah, kenapa hati saya baru tersentuh ketika membaca tulisan itu, padahal saya sudah sering membacanya di beberapa media di Nurul Jadid. Apa mungkin karena penayangannya diiringi musik instrumen atau mungkin karena ada foto Kh.Zaini Mun’im atau barangkali karena tulisan itu saya baca pas moment harlah ? Sehingga efeknya berbeda, lebih masuk ke dalam hati. Bahkan saya merasa seperti mempunyai ghiroh (rasa semangat) baru untuk mengikuti kegiatan di pesantren.

Tulisan itu mengandung pesan yang begitu berharga untuk semua santri NuruL Jadid. Kata-kata itu seperti mengarahkan santri untuk lebih bermanfaat bagi orang lain. yang dalam hal ini adalah masyarakat Indonesia. Namun sebelum kita melangkah lebih jauh lagi dan benar-benar melakukan perjuangan di masyarakat, Perlu bagi kita melatih diri kita terlebih dahulu agar bisa siap melakukan perjuangan. Misalnya, dimulai dengan belajar berjuang di pesantren.

Ketika kita berbicara tentang perjuangan, tentu banyak sekali macamnya. Pastinya yang dimaksud adalah berjuang untuk kebaikan serta bermanfaat bagi orang lain. Dan hal ini selaras dengan keterangan yang terdapat dalam bunyi hadis :

خير الناس انفعهم للناس

Artinya : Paling baiknya manusia, adalah orang yang memberi manfaat kepada orang lain.

Saya lebih condong memaknai perjuangan sebagai rasa peduli ; Peduli pada lingkungan sekitar, peduli terhadap orang lain dan mempunyai keinginan untuk mengubah sesuatu yang belum baik menjadi baik, sesuatu yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Perjuangan yang bisa dilakukan santri selama ada di pondok bisa dimulai dari hal-hal yang kecil. Dengan tujuan menanam bibit-bibit rasa peduli di dalam hati. Sampai rasa peduli itu menjadi karakter seorang santri. Dan karakter seperti ini sangat dibutuhkan dalam melakukan perjuangan.

Perjuangan sederhana yang bisa dilakukan santri selama berada di pondok Misalnya, mengubah lingkungan kotor menjadi bersih, mengajak teman belajar, aktif mengikuti berbagai organisasi, berpartisipasi menghidupkan budaya musyawarah atau dimulai dengan memberanikan diri menegur teman yang sedang salah dengan cara yang baik. yang mana pekerjaan seperti ini sudah termasuk dari bagian pengamalan konsep agama islam yaitu amar ma’ruf nahi mungkar.

Namun, penting juga bagi santri sebelum melakukan perjuangan untuk orang lain, terlebih dahulu berusaha berjuang memperbaiki diri sendiri. Dengan memperbaiki moral, akhlak dan perilaku sehari-hari. Karena setiap sesuatu yang baik tentunya akan membawa dampak baik pula bagi segala sesuatu yang berada di dekatnya.

Jadi kesimpulannya adalah dalam mewujudkan perjuangan yang di maksud oleh kh.zaini mun'im, kita membutuhkan rasa kepedulian, semangat, dan keinginan yang kuat. Sebab tiga komponen ini sangat berpengaruh terhadap usaha dan tindakan kita saat berjuang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Nas dan Dzahir di Dalam Ilmu Ushul Fikih

Fajar Di Surau

Kriteria Sifat Adil Yang Harus Dimiliki Dua Saksi Dalam Akad Pernikahan